Kamis, 05 April 2012

Pemimpin yang Amanah

Pemimpin yang Amanah
(Etika bermusyawarah dan mufakat)

Mulazamah konsisten al-thariq diatas jalan bi-fi’li dengan melaksanakan al-wajibat kewajiban-kewajiban wa tarki dan meninggalkan al-manhiyyat larangan-larangan Allah.

Pertanggungjawaban seorang pemimpin.


Kullukum raa’in Kalian semua adalah pemimpin wa kullukum mas’uluun an-ra’iyatihi dan akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Fal-imaamu raa’in Imam itu adalah pemimpin wa huwa mas’ulun an-ra’iyatihi kelak ia akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.(HR. Bukhari-Muslim ra).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا

Yaa-ayyuhalladziina aamanuu Hai orang-orang yang beriman athii’uullaha taatilah Allah wa athii’ur-rasuula dan taatilah Rasul wa uulil amri minkum dan ulil amri di antara kamu. Fain tanaza’tum maka jika kamu berbeda pendapat fii syai’in tentang sesuatu farudduuhu maka kembalikanlah ia ilaallahi kepada Allah war-rasuuli dan Rasul in-kuntum jika kamu benar-benar tu’minuuna billahi beriman kepada Allah wal yaumil akhir dan hari kemudian dzalika khairun yang demikian itu lebih utama wa ahsanu ta’wilaa dan lebih baik akibatnya.
(QS. Anisa, 59).

Menurut penafsiran Muhammad bin Ka’ab dan Zaid bin Aslam-Ibnu Katsir ayat tersebut diatas berkaitan dengan pemimpin yang amanah. Karena merekalah yang memiliki kebijakan dan menjadi panutan yang seharusnya dapat mem beri rasa aman, keadilan dan kesejahteraan. Jika kebijakan rasa aman, keadilan dan kesejahteraan berupa tatanan, peraturan dan perundang-undangan diabaikan maka peradaban umat manusia akan mengalami bencana dan kehancuran.

Ibnu Taimiyah berpendapat Penunjukkan seseorang sebagai pemimpin merupakan salah satu tugas mulia yang paling besar  Bahkan agama tidak akan tegak, begitu juga negara tidak akan tenteram tanpa keberadaan pemimpin. Kemaslahatan umat manusia tidak akan terwujud kecuali dengan menata kehidupan bersama karena sebagian mereka memerlukan sebagian yang lain. Dalam konteks ini kehidupan sosial berbangsa dan bernegara tidak akan berjalan dengan baik dan teratur tanpa keberadaan seorang pemimpin yang amanah.

Islam menginginkan agar segala sesuatu tertata dan teratur dengan baik tanpa adanya kesemrawutan dan ketidak teraturan. Bahkan didalam shalatpun Rasulullah Saw menyuruh untuk menyamakan dan meluruskan shaf dan mendahulukan orang yang beriman, berilmu dan beramal serta fasih didalam membaca ayat Al-Qur’an untuk menjadi imam.
 
Sawuu shufuu fakum Luruskanlah shaf (barisan shalat)kalian fainna taswiyatash-shufuufi karena sesungguhnya menyama kan shaf min iqamatish-shalat termasuk kesempurnaan dalam menegakkan shalat.
(HR. Syaikhan-Anas ra)

Disinilah urgensi kepemimpinan dalam Islam. Kebaikan sebuah umat sangat ditentukan oleh kebijakan pemimpin dalam  menjalankan roda pemerintahannya. Bahkan ukuran kebaikan sebuah negarapun ditentukan oleh sejauh mana kualitas dan nilai kepemimpinan yang dianutnya. Rasulullah Saw menyebutkan seperti yang diriwayatkan Anas bin Malik ra. Beliau bersabda Keberadaan umat masih akan tetap terjaga keharmonisannya jika pemimpinnya memiliki sikap Sidiq benar dalam pemikirannya Amanah dapat di percaya ucapannya tabligh mengedepankan ukhuwah dalam perjuangannya Fathanah cerdas didalam pengambilan keputusannya Mawadah wa rahmah saling berkasih sayang diantara mereka dan Umatan wa sathan umat yang hidup rukun

Perbedaan pendapat dalam koridor Islam merupakan rahmat dan akan memperkaya pengetahuan, ini telah dibukti kan oleh para ulama besar seperti imam Hanafi, Hambali Maliki dan Syafi’i, semoga Allah merahmati mereka. Namun yang kita sayangkan seringkali perbedaan menimbulkan per pecahan dan melupakan etika dan tenggang rasa yaitu akhlaqul karimah dalam musyawarah dan mufakat yang di landasi semangat kekerabatan, kekeluargaan, persaudaraan dan ber tawakkal kepada Allah.




Yaa-ayyuha Wahai lladziina aamanuu orang-orang yang beriman la-tahunuullaha  janganlah kamu mengkhianati Allah war-rasuula dan Rasul wa tahuunuu amanatikum dan jangan lah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu wa antum ta’lamuun sedangkan kamu mengetahui. (QS. Al-Anfaal, 27).

Imam Ghazali menegaskan Dunia adalah ladang akhirat Agama tidak akan menjadi sempurna kecuali dengan dunia Kepemimpinan dan agama adalah sinergi. Agama adalah tiang sedangkan pemimpin adalah penjaganya. Bangunan tanpa tiang akan roboh dan segala sesuatu yang tidak ada penjaga nya akan sirna. Keteraturan dan kedisiplinan tidak akan ter wujud kecuali dengan keberadaan dan keteladanan seorang pemimpin.

Falidzaalika fad’u Maka karena itu serulah waastaqim kamaa umirtu dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu wa la-tattabi’ ahwaa’ahum dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka wa qul dan katakanlah aamantu bimaa anzalallahu min kitaaba aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah  wa umirtu li-a’dila bainakum dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu Allahuu rabbunaa wa rabbukum Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu lanaa a’malunaa bagi kami amal-amal kami wa lakum a’malukum dan bagi kamu amal-amal kamu laa-hujjata bainanaa jangan ada perselisihan antara kami wa bainakum dan kamu Allahu yajma’u bainanaa Allah mengumpulkan antara kita wa ilaihil mashiir dan kepada-Nyalah kita kembali.(QS. Asy-Syuura, 15).