Pemimpin yang Amanah
(Etika
bermusyawarah dan mufakat)
Mulazamah konsisten al-thariq diatas jalan bi-fi’li
dengan melaksanakan al-wajibat kewajiban-kewajiban
wa tarki dan meninggalkan al-manhiyyat larangan-larangan
Allah.
Pertanggungjawaban seorang pemimpin.
Kullukum raa’in Kalian semua adalah pemimpin wa kullukum
mas’uluun an-ra’iyatihi dan akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Fal-imaamu
raa’in Imam itu adalah pemimpin wa huwa mas’ulun
an-ra’iyatihi kelak ia akan diminta pertanggungjawaban tentang
kepemimpinannya.(HR. Bukhari-Muslim ra).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا
الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
Yaa-ayyuhalladziina aamanuu Hai
orang-orang yang beriman athii’uullaha
taatilah Allah wa athii’ur-rasuula dan
taatilah Rasul wa uulil amri minkum dan
ulil amri di antara kamu. Fain
tanaza’tum maka jika kamu berbeda pendapat fii syai’in tentang sesuatu farudduuhu
maka kembalikanlah ia ilaallahi kepada
Allah war-rasuuli dan Rasul in-kuntum jika kamu benar-benar tu’minuuna billahi beriman kepada Allah
wal yaumil akhir dan hari kemudian dzalika khairun yang demikian itu lebih
utama wa ahsanu ta’wilaa dan
lebih baik akibatnya.
(QS. Anisa, 59).
Menurut penafsiran Muhammad bin Ka’ab dan Zaid bin
Aslam-Ibnu Katsir ayat tersebut diatas berkaitan dengan pemimpin yang
amanah. Karena merekalah yang memiliki kebijakan dan menjadi panutan yang
seharusnya dapat mem beri rasa aman, keadilan dan kesejahteraan. Jika kebijakan
rasa aman, keadilan dan kesejahteraan berupa tatanan, peraturan dan
perundang-undangan diabaikan maka peradaban umat manusia akan mengalami bencana
dan kehancuran.
Ibnu
Taimiyah berpendapat Penunjukkan seseorang sebagai
pemimpin merupakan salah satu tugas mulia yang paling besar Bahkan agama tidak akan tegak,
begitu juga negara
tidak akan tenteram
tanpa keberadaan pemimpin. Kemaslahatan umat manusia tidak
akan terwujud kecuali dengan menata kehidupan
bersama
karena sebagian mereka memerlukan sebagian yang lain. Dalam konteks ini
kehidupan sosial berbangsa dan bernegara
tidak
akan berjalan dengan baik dan teratur tanpa keberadaan seorang pemimpin yang amanah.
Islam menginginkan
agar segala sesuatu tertata dan teratur dengan baik tanpa adanya kesemrawutan dan ketidak teraturan. Bahkan didalam shalatpun Rasulullah Saw menyuruh untuk menyamakan dan
meluruskan shaf dan mendahulukan orang yang beriman, berilmu dan beramal serta fasih didalam membaca ayat
Al-Qur’an
untuk menjadi imam.
Sawuu
shufuu fakum Luruskanlah shaf (barisan shalat)kalian fainna taswiyatash-shufuufi karena
sesungguhnya menyama kan shaf min
iqamatish-shalat termasuk kesempurnaan dalam menegakkan shalat.
(HR. Syaikhan-Anas ra)
Disinilah urgensi
kepemimpinan dalam Islam. Kebaikan sebuah umat sangat ditentukan oleh kebijakan pemimpin dalam menjalankan roda pemerintahannya. Bahkan ukuran
kebaikan sebuah negarapun ditentukan
oleh sejauh mana kualitas
dan nilai kepemimpinan yang dianutnya. Rasulullah Saw menyebutkan
seperti yang diriwayatkan Anas bin Malik ra. Beliau
bersabda Keberadaan umat
masih akan tetap terjaga keharmonisannya jika pemimpinnya memiliki sikap Sidiq benar dalam pemikirannya Amanah dapat di percaya ucapannya tabligh mengedepankan ukhuwah dalam
perjuangannya Fathanah cerdas didalam pengambilan keputusannya Mawadah wa rahmah saling berkasih sayang
diantara mereka dan Umatan
wa sathan umat yang hidup rukun.
Perbedaan pendapat dalam koridor Islam
merupakan rahmat dan akan memperkaya pengetahuan, ini telah dibukti kan
oleh para ulama besar seperti imam Hanafi, Hambali Maliki dan Syafi’i, semoga
Allah merahmati mereka. Namun yang kita sayangkan seringkali perbedaan menimbulkan
per pecahan dan melupakan etika dan tenggang rasa yaitu akhlaqul karimah
dalam musyawarah dan mufakat yang di landasi semangat kekerabatan, kekeluargaan,
persaudaraan dan ber tawakkal kepada Allah.
Yaa-ayyuha Wahai lladziina aamanuu orang-orang yang beriman la-tahunuullaha janganlah kamu mengkhianati Allah war-rasuula dan Rasul wa tahuunuu amanatikum dan jangan
lah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu wa antum ta’lamuun sedangkan kamu
mengetahui. (QS. Al-Anfaal, 27).
Imam
Ghazali
menegaskan Dunia adalah ladang akhirat Agama tidak akan menjadi sempurna kecuali
dengan dunia Kepemimpinan
dan agama adalah sinergi.
Agama adalah tiang sedangkan pemimpin adalah penjaganya. Bangunan
tanpa tiang akan roboh dan segala sesuatu yang tidak ada penjaga nya akan
sirna. Keteraturan
dan kedisiplinan tidak akan ter wujud kecuali dengan
keberadaan dan keteladanan seorang
pemimpin.
Falidzaalika fad’u Maka karena itu
serulah waastaqim kamaa umirtu dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu wa la-tattabi’ ahwaa’ahum
dan
janganlah mengikuti hawa nafsu mereka wa qul dan katakanlah aamantu bimaa anzalallahu min kitaaba aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan
Allah wa umirtu li-a’dila bainakum
dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu Allahuu rabbunaa wa rabbukum Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu lanaa a’malunaa bagi
kami amal-amal
kami wa lakum a’malukum dan bagi
kamu amal-amal kamu laa-hujjata
bainanaa jangan ada perselisihan antara kami wa bainakum dan kamu Allahu yajma’u bainanaa Allah mengumpulkan antara kita wa ilaihil mashiir dan kepada-Nyalah kita kembali.(QS.
Asy-Syuura, 15).