Rabu, 29 Februari 2012

Manusia Disisi Tuhan

 Manusia Disisi Tuhan
(Menuntut Kerelaan Berkorban)

Mulazamah konsisten al-thariq diatas jalan bi-fi’li dengan mengamalkan al-wajibat kewajiban kewajiban wa tarki al-manhiyyat dan meninggalkan larangan-larangan Allah.

Alhamdulillah, kembali Allah Swt mempertemukan kita di Masjid yang mulia ini dalam rangka menta’dzimkan syi’ar agama-Nya dan mengingatkan kita bahwa bulan haji telah tiba Allah telah berseru kepada manusia untuk mengerjakan haji dan mereka datang dari segenap penjuru yang jauh menuju ke Baitullah dengan berjalan kaki atau berkendaraan memenuhi panggilan-Nya untuk menyaksikan berbagai manfaat dengan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah berikan dengan menunaikan penyembelihan hewan Qurban.

Kita sambut untuk memenuhi panggilan-Nya bertakbir mengagungkan asma-Nya, ruku’ sujud bertaqarrub serta bersyukur atas segala karunia-Nya, melaksanakan penyembelihan kurban sebagai manifestasi ketaatan terhadap perintah-Nya dan meneladani sunah Rasul-Nya serta memperingati peristiwa pengorbanan khalilullah Nabi Ibrahim dan Ismail As. Peristiwa itu ada korelasi hubungan yang kuat antara shalat, penyembelihan qurban dengan eksistensi kita sebagai hamba Allah. beriman yang mensyukuri nikmat-Nya. 


إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (١)فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (٢)إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأبْتَرُ (٣)

Innaa Sesungguhnya Kami a’thainaka Kami telah memberikan kepadamu al-kautsar kenikmatan yang banyak Fashalli Maka dirikanlah shalat li-rabbika karena Tuhanmu wanhar dan berkorbanlah. Inna Sesungguhnya syani’aka orang-orang yang membenci kamu huwa dia al-abtar terputus.
(QS. Al-Kautsar,1-3).

Betapa Allah Swt yang Maha Rahman telah memuliakan Rasulullah Muhammad Saw dengan karunia Al-kautsar yakni khairul katsira karunia Allah, Al-Itsar pengorbanan katsratul ummah Umat mayoritas dan rif’atul dzikri kedudukan yang tinggi dan sanjungan yang luhur di dunia ini kemudian telaga Al-Kautsar di akhirat kelak. Allah karuniakan kepada nabi kita Muhammad Saw. Selaku umat beliau semua itu merupakan busyra kabar gembira bahwa jika kita tha’atan wa taqarruban taat dan berusaha mendekat mengikuti akidah dan syariat-Nya maka semua karunia itupun di sediakan bagi kita. 


Kurban itu berasal dari kata Qaraaba-Iqtaraaba-dekat Qaruba yaqrubu-Qaribun-Qurbanan-mendekati. Taqarub-usaha mendekatkan diri pada Tuhan Qurubaatin-amalan yang akan mendekatkan diri kepada Allah. Hamba Allah yang memiliki kedekatan dengan Tuhannya pasti akan menyambutnya mengatakan Labbaika Allahumma Labbaika.Ya-Allah, aku memenuhi panggilan-Mu Dan orang-orang yang dekat dengan Allah akan memenuhi kewajiban penyembelihan hewan qurban. 


Man shalla Siapa shalat shalatanaa seperti yang kulakukan wa nasaka dan beribadah haji sunukanaa seperti yang kulakukan fahuwa minnaa berarti ia termasuk golongan jamaahku wa man lam-yushalli dan siapa tidak shalat shalatanaa sebagaimana yang kulakukan wa lam-yudhahhi dan enggan berkurban falaisa minna  berarti ia bukanlah jamaahku in-kaana ghaniyyaa padahal ia orang kaya.


Innallaha ta’aalaa yaquulu Allah SWT berfirman Inna abdaan sesungguhnya seorang hamba shahahtu lahu yang telah Kusehatkan jismahu tubuhnya wa wassa’tu alaihi dan kuluaskan rezekinya fii ma’isyatihi telah melampaui masa khamsatu a’waamin lima tahun baginya laa-yafidu illayya tetapi masih belum beribadah haji la-mahruumun ia benar-benar mengerjakan hal yang diharamkan.
(HR. Ibnu Hibban-Abu Sa’ud ra).
 
Waktu lima tahun wajib tarakhy istilah dalam ibadah haji atau wajib fauri/kewajiban yang tidak boleh ditunda.Kemudian masih juga belum berhaji ke Baitullah berarti ia telah mengerjakan perkara yang diharamkan. Mahruumun berarti orang yang dijauhkan dari rahmat Allah.


Khiyaru ummatii Pilihan umatku yang terbaik dari umatku yudhah-huuna merekalah yang mau berkurban wa syiraaru ummatii dan sebaliknya umatku yang terburuk dari umatku laa-yudhah-huuna mereka yang enggan berkurban.


Alaa Ingatlah innal udl-hibata minal a’malil bahwa kurban termasuk amalan mukhjiyati tukhjii penyelamat yang menyela matkan shaahibahaa pelaku pemiliknya min syarrid dun’yaa dari kejelekan dunia wal aakhirati dan bahaya di akherat. 
  
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الأنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ (٣٤)

 Wa likulli dan bagi tiap-tiap ummatin umat ja’alnaa kami telah menjadikan mansakal cara peribadatan liyadzkuruu agar mereka mengingat al-asmallahi nama Allah alaa maa atas apa razaqahum Dia rezekikan pada mereka min baihimatil dari binatang al-an’am ternak.Failahukum maka Tuhanmu ilaahuw Tuhan waahidun satu falahu maka kepada-Nya aslimuu berserah dirilah kamu wa basy-syiril dan beri kabar gembira mukhbitiin orang-orang yang tunduk (QS.Al-Hajj, 34)


Binatang kurban yang disebut udlhiyah atau nahar ada lah simbolisasi tadlhiyah yakni pengorbanan.Baik udlhiyah maupun tadlhiyah posisinya sama sebagai ibadah untuk men dekatkan diri kepada Allah Swt taqarruban wa qurbanan. Jika menyembelih udlhiyah merupakan ibadah material yang ritual maka tadlhiyah di jalan Allah merupakan ibadah keberadaban yang mengedepankan kepentingan-kepentingan yang lebih luas Tidak ada ruginya orang yang berudlhiyah dan bertadlhiyah karena semuanya itu sesungguhnya termasuk dalam kerangka multi qurban/pendekatan diri kepada Allah dalam semua lini kehidupan manusia. 

Spirit menumbuh kembangkan pengorbanan merupakan bagian mendasar rasa kepedulian sosial sebagai masyarakat beragama yang beradab Rasulullah Saw telah memberikan suri tauladan yang baik sebagai sosok pemimpin yang datang dari kita min anfusikum penuh perhatian pada kita azizun alaihi ma’anittum, selalu konsen kepada kepentingan kita harishun alaikum dan secara proporsional memberi kasih sayang kepada semua bil-mukmininaa raufurrahim.

   
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (٩٧)

Waman dan siapa saja dakhalahu memasukinya kaana ada lah ia aaminaan merasa aman wa lillahi dan karena Allah alannaasi atas manusia hijjul berhaji baiti rumah Allah man siapa saja istathaa’a dia mampu ilaihi  kepadanya sabiilaa perjalanan waman dan siapa kafara mengingkari faainnallaha maka sesungguhnya Allah ghaniyyun Maha Kaya anil’aalamiin dari semesta alam. (QS. Ali Imran, 97).


Marilah kita sadari betapa Allah telah memberi kita dengan kurnia-Nya yang banyak. Sebagai makhluknya yang tahu berterima kasih, mendekat kepada Allah taqarrub ilallah Janganlah pernah meninggalkan shalat, perbanyaklah shalat sunat dan syukur nikmat. Belajar berempatilah kepada sesama mengedepankan pengorbanan (tadlhiyah) spiritual, moral ataupun material. Syi’arkan Idul qurban ini dengan menyaksikan membantunya atau menyembelih hewan kurban untuk memenuhi seruan Allah, dengan meneladani sunah Rasulullah memperingati pengorbanan kekasih Allah Nabi Ibrahim dan Ismail As serta belajar berempati terhadap saudara-saudara kita yang kurang mampu dan membutuhkannya. Ingat seseorang menjadi besar karena berjiwa besar, tidak ada jiwa besar tanpa adanya pengorbanan. Idealnya, berkaitan dengan udlhiyah mau pun tadlhiyah kehidupan umat Islam hendaknya merefleksikan ciri-ciri kehidupan muslim yang kaffah sebagai cerminan dari pengejawantahan nilai-nilai ajaran Islam sejati yaitu Islam yang ramah, Islam yang rahman dan toleran sebagaimana yang diperintahkan Allah dan rasul-Nya.