Allah Maha Mencukupi
(Tempat bermohon dan bergantung).
Allah berfirman dalam Hadits
Qudsy : (HR. Muslim ra).
Qaalaallahu ta’aalaa : Allah Swt berfirman.
Yaa-ibadii Hai
hamba-hamba-Ku inni haramtu
dhulma alaa nafsii sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku berlaku
aniaya wa ja’altuhu muharramaan
bainakum dan aku mengharamkan pula hal ini kepada kalian falaa tadh-dhalamuu maka kalian
janganlah berbuat aniaya.
Yaa-ibaadii Hai
hamba-hamba-Ku kullukum dhaalum
kalian semua sesat illaa man hadaituhu kecuali
orang-orang yang telah kuberi petunjuk fastahduunii
maka mintalah petunjuk dari-Ku ahdikum
Aku akan memberi kalian petunjuk.
Yaa-ibaadii Hai hamba-hamba-Ku
kullukum jaa’i’un kalian semua lapar
illaa man ath’amtuhu kecuali orang
yang telah Kuberikan makan fastath’imuunii
karena itu mintalah makan kepada-Ku uth’imkum
niscaya aku memberi makan kalian.
Yaa-ibadii Hai
hamba-hamba-Ku kullukum-arin kalian
semua telanjang illaa man kasautuhu kecuali
orang yang telah Kuberi pakaian fastaksuunii
karena itu mintalah pakaian kepada-Ku aksukum
niscaya aku akan memberi kalian pakaian.
Yaa-ibadii hai
hamba-hamba-Ku innakum tukhthi’uuna sesungguhnya
kalian berbuat dosa bil-laili wannahaari
di siang dan malam hari wa anaa aghfirudhunuuba
jamii’a sedangkan aku Maha pengampun semua dosa-dosa fastaghfiruunii karena itu mintalah
ampunan kepada-Ku aghfirlakum niscaya
Aku akan mengampuni kalian.
Yaa-ibadii Hai
hamba-hamba-Ku innakum lan-tablughu dhurri
sungguh kalian tidak akan dapat melakukan kemadharatan terhadap-Ku wa lan-tablughu naf’ii dan kalian tidak
perlu memberi manfaat kepada-Ku fatan
fa’uunii karena sebab itulah kalian mengharapkan kemanfaatan kepada-Ku.
Yaa-ibaadii Hai
hamba-hamba-Ku lau-anna awwalakum wa aakhiriikum seandainya
orang yang pertama dari kalian dan yang terakhir wa insakum wa jinnakum yaitu dari kalangan manusia dan jin kaanuu alaa atqaa qalbi rajulin waahidin
semua memiliki hati seperti seseorang yang taqwa maa zaada dzaalika fii mulkii syaii’aa maka hal tersebut tidak menambah
sesuatu pada kerajaan-Ku.
Yaa-ibadii Hai
hamba-hamba-Ku lau-anna awwalakum wa
aakhiriikum seandainya orang yang pertama dari kalian dan yang terakhir wa insakum wa jinnakum kalangan manusia
dan jin kaanu alaa afjari qalbi rajulin
waahidin minkum semua memiliki hati seperti seseorang yang durhaka
diantara kalian maa naqasha dzalika min
mulkii syaii’aa niscaya hal tersebut tidak mengurangi sesuatupun pada
kerajaan-Ku
Yaa-ibadii Hai
hamba-hamba-Ku lau-anna awwalakum seandainya
orang-orang yang pertama dari kalian wa aakhiriikum dan yang terakhir wa insakum dari kalangan
manusia wa jinnakum dan para jin qaamuu fii sha’iidin waahidin
mereka semua berdiri disatu lapangan fasaa’aluunii
lalu mereka meminta kepada-Ku fa-a’thaitu
kulla insanin lalu aku
beri kepada setiap orang mas’alatahu apa yang dimintanya maa naqasha dzaalika niscaya hal tersebut mimmaa indii tidak
mengurangi apa yang ada disisi-Ku illaa
kamaa yanqushul kecuali bagaikan jarum
mikhyathu inaa udkhilal bahraa yang dimasukkan kedalam lautan.
Yaa-ibadii Hai
hamba-hamba-Ku inamaa hiya a’maalukum sesungguhnya
hal tersebut merupakan amal perbuatan kalian uhshiihaa lakum Aku mencatatnya secara rinci bagi kalian tsumma uwaafikum iyaahaa kemudian Aku
balas hal tersebut kepada kalian faman
wajada khairaa Maka barang siapa menemukan kebaikan falyahmadillaha maka itu balasan Allah waman wajada ghaira dzaalika Barang siapa tidak menemukan yang demikian falaayaluu manna maka janganlah ia mencela illaa nafsahu kecuali kepada dirinya sendiri.