Manusia Diciptakan Sempurna
(Mencapai insan kamil-ahsani
taqwim)
Tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada
perpisahan dengan bulan Ramadhan. Bulan yang penuh rahmat berkah dan ampunan.
Di dalamnya kita semua dihantarkan secara perlahan menuju fitrah. Awal
mula penciptaan manusia yang bersih dan suci. Kata fitrah di ambil dari kata fathara-yafthuru artinya
menciptakan. Allah Sang Maha Pencipta tidak pernah bermaksud buruk ketika
pertama kali menciptakan manusia. Karena itu tidaklah mungkin manusia mencapai
kesempurnaan dirinya tanpa kembali ke asal mula diciptakannya itulah
wujud dimana manusia benar-benar menjadi manusia bukan manusia yang penuh
lumuran dosa dan kesalahan.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ
لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ
لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
(٣٠)
Fa’aqim waj-haka Maka hadapkanlah
wajahmu lid-diini kepada agama Allah haniifaa dengan lurus fithratallahillati dan tetaplah atas fitrah
Allah fatharanaasa alaihaa yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu la-tabdiila li-khalqillahi tidak ada peubahan
pada fitrah Allah
dzaalikad-diinul qayyimu (Itulah) agama yang lurus wa laakinna aktsaran-naasi tetapi kebanyakan manusia la-ya’lamuun tidak
mengetahui (QS.
Arum, 30).
Secara fitrah manusia seperti juga mahluk-mahluk Allah lain
adalah dalam keadaan Islam, tunduk patuh pada aturan Sang Khaliq Rabbul alamin.
Jiwa yang bersih dan hati yang suci cenderung pada kebenaran (Hanif).
Kebenaran, merupakan hak fitrah manusia yang akan mengantarkannya untuk
menggapai ridha Allah, karena tidaklah diciptakan manusia dan jin kecuali untuk
menyembah kepada-Nya. Dengan
iman dan amal shalih, manusia dapat memainkan peranannya sebagai khalifah Allah
di bumi. Khalifah yang baik adalah mereka yang beriman, beramal shaleh,
menyembah Allah mendirikan shalat dan tidak menyekutukannya. Keyakinan yang
benar akan menuntun menuju jalan yang lurus yaitu jalannya orang-orang
yang telah diberi nikmat. Dan barang siapa
mentaati Allah dan rasulnya maka akan terselamatkan dan memperoleh kemenangan yang besar.
Manusia yang
kembali fitrah berarti taat dalam beragama tegas disertai sikap lembut,
beriman dengan penuh keyakinan berilmu dan beramal. fitrah berarti penyayang dengan segala konsekwensinya,
penyabar disertai dengan pengetahuan. fitrah berarti dermawan dalam keadaan
berkecukupan, tidak meminta-minta dikala miskin. fitrah berarti selalu menjauhi
sikap tamak berusaha secara halal. fitrah berarti taat dengan sikap yang lurus,
bersemangat mencari petunjuk. fitrah berarti selalu mencegah
kemauan nafsu syahwat serta belas kasihan terhadap orang-orang yang sedang
menderita.
Sesungguhnya
hamba Allah yang benar-benar fitrah adalah orang yang tidak berbuat aniaya
terhadap orang yang ia benci tidak pula
berbuat dosa terhadap orang yang dicintainya
tidak pernah menyia-nyiakan amanah, tidak pernah dengki, tidak pernah
menuduh dan tidak pernah melaknat. Dia selalu mengakui barang yang hak
meskipun tidak ada saksinya dan tidak pernah memanggil dengan nama-nama sebutan
yang buruk Dalam sholat ia selalu khusuk, cepat dalam membayar zakat dalam
kondisi keprihatinan ia bersikap tenang, dalam keadaan yang menyenangkan ia
bersyukur. Dia selalu rela menerima apa yang dimilikinya, tidak pernah
berkelanjutan bila marah serta tidak pernah kikir dalam mengerjakan kebajikan.
Dia bergaul dengan orang-orang untuk memperoleh pengetahuan dan berbicara dengan mereka agar dapat memahami apa yang menjadi keluhannya.
Ketaqwaan, ketawakkalan, ketabahan dan kesabarannya menjadi cermin bagi
kehidupannya.
فَاتَّقُوا اللَّهَ
مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لأنْفُسِكُمْ وَمَنْ
يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٦)
Fattaquullaha Maka
bertakwalah kamu kepada Allah maa-astatha’tum menurut kesanggupanmu wa asma’uu dan dengarlah wa
athii’uu serta
taatlah wa anfiquu khairaan li-anfusikum dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu Wa man yuqasyuhan nafsihi
dan Barang siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya Faa’ulaaika humul muflihuun Maka mereka itulah orang-orang yang
ber untung (QS. At-Taghabun, 16).