Rabu, 29 Februari 2012

Manusia Diciptakan Sempurna

Manusia Diciptakan Sempurna
(Mencapai insan kamil-ahsani taqwim)

Tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada perpisahan dengan bulan Ramadhan. Bulan yang penuh rahmat berkah dan ampunan. Di dalamnya kita semua dihantarkan secara perlahan menuju fitrah. Awal mula penciptaan manusia yang bersih dan suci. Kata fitrah di ambil dari kata fathara-yafthuru artinya menciptakan. Allah Sang Maha Pencipta tidak pernah bermaksud buruk ketika pertama kali menciptakan manusia. Karena itu tidaklah mungkin manusia mencapai kesempurnaan dirinya tanpa kembali ke asal mula diciptakannya itulah wujud dimana manusia benar-benar menjadi manusia bukan manusia yang penuh lumuran dosa dan kesalahan.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٣٠)

Fa’aqim waj-haka Maka hadapkanlah wajahmu lid-diini kepada agama Allah haniifaa dengan lurus fithratallahillati dan tetaplah atas fitrah Allah fatharanaasa alaihaa yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu la-tabdiila li-khalqillahi tidak ada peubahan pada fitrah Allah dzaalikad-diinul qayyimu (Itulah) agama yang lurus wa laakinna aktsaran-naasi tetapi kebanyakan manusia la-ya’lamuun tidak mengetahui (QS. Arum, 30).

          Secara fitrah manusia seperti juga mahluk-mahluk Allah lain adalah dalam keadaan Islam, tunduk patuh pada aturan Sang Khaliq Rabbul alamin. Jiwa yang bersih dan hati yang suci cenderung pada kebenaran (Hanif). Kebenaran, merupakan hak fitrah manusia yang akan mengantarkannya untuk menggapai ridha Allah, karena tidaklah diciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah kepada-Nya. Dengan iman dan amal shalih, manusia dapat memainkan peranannya sebagai khalifah Allah di bumi. Khalifah yang baik adalah mereka yang beriman, beramal shaleh, menyembah Allah mendirikan shalat dan tidak menyekutukannya. Keyakinan yang benar akan menuntun menuju jalan yang lurus yaitu jalannya orang-orang yang telah diberi nikmat. Dan barang siapa mentaati Allah dan rasulnya maka akan terselamatkan dan memperoleh kemenangan yang besar. 
 
          Manusia yang kembali fitrah berarti taat dalam beragama tegas disertai sikap lembut, beriman dengan penuh keyakinan berilmu dan beramal. fitrah berarti penyayang dengan segala konsekwensinya, penyabar disertai dengan pengetahuan. fitrah berarti dermawan dalam keadaan berkecukupan, tidak meminta-minta dikala miskin. fitrah berarti selalu menjauhi sikap tamak berusaha secara halal. fitrah berarti taat dengan sikap yang lurus, bersemangat mencari petunjuk. fitrah berarti selalu mencegah kemauan nafsu syahwat serta belas kasihan terhadap orang-orang yang sedang menderita.

          Sesungguhnya hamba Allah yang benar-benar fitrah adalah orang yang tidak berbuat aniaya terhadap orang yang ia benci  tidak pula berbuat dosa terhadap orang yang dicintainya  tidak pernah menyia-nyiakan amanah, tidak pernah dengki, tidak pernah menuduh dan tidak pernah melaknat. Dia selalu mengakui barang yang hak meskipun tidak ada saksinya dan tidak pernah memanggil dengan nama-nama sebutan yang buruk Dalam sholat ia selalu khusuk, cepat dalam membayar zakat dalam kondisi keprihatinan ia bersikap tenang, dalam keadaan yang menyenangkan ia bersyukur. Dia selalu rela menerima apa yang dimilikinya, tidak pernah berkelanjutan bila marah serta tidak pernah kikir dalam mengerjakan kebajikan. Dia bergaul dengan orang-orang untuk memperoleh pengetahuan dan berbicara dengan mereka agar dapat memahami apa yang menjadi keluhannya. Ketaqwaan, ketawakkalan, ketabahan dan kesabarannya menjadi cermin bagi kehidupannya.   

 
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لأنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٦)

Fattaquullaha Maka bertakwalah kamu kepada Allah maa-astatha’tum menurut kesanggupanmu wa asma’uu dan dengarlah wa athii’uu serta taatlah wa anfiquu khairaan li-anfusikum dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu Wa man yuqasyuhan nafsihi dan Barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya Faa’ulaaika humul muflihuun Maka mereka itulah orang-orang yang ber untung (QS. At-Taghabun, 16).