Manusia Disisi Tuhan
(Menuntut Kerelaan Berkorban)
Mulazamah konsisten al-thariq diatas jalan bi-fi’li
dengan mengamalkan al-wajibat kewajiban
kewajiban wa tarki al-manhiyyat
dan meninggalkan larangan-larangan Allah.
Alhamdulillah, kembali Allah Swt mempertemukan kita di
Masjid yang mulia ini dalam rangka menta’dzimkan syi’ar agama-Nya dan
mengingatkan kita bahwa bulan haji telah tiba Allah telah berseru kepada
manusia untuk mengerjakan haji dan mereka datang dari segenap penjuru yang jauh
menuju ke Baitullah dengan berjalan kaki atau berkendaraan memenuhi
panggilan-Nya untuk menyaksikan berbagai manfaat dengan menyebut nama Allah
pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah berikan dengan
menunaikan penyembelihan hewan Qurban.
Kita sambut untuk memenuhi panggilan-Nya bertakbir mengagungkan
asma-Nya, ruku’ sujud bertaqarrub serta bersyukur atas segala
karunia-Nya, melaksanakan penyembelihan kurban sebagai manifestasi ketaatan
terhadap perintah-Nya dan meneladani sunah Rasul-Nya serta memperingati
peristiwa pengorbanan khalilullah Nabi Ibrahim dan Ismail As. Peristiwa itu ada
korelasi hubungan yang kuat antara shalat, penyembelihan qurban dengan
eksistensi kita sebagai hamba Allah. beriman yang mensyukuri nikmat-Nya.
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ
الْكَوْثَرَ (١)فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (٢)إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأبْتَرُ
(٣)
Innaa Sesungguhnya Kami a’thainaka Kami telah memberikan
kepadamu al-kautsar kenikmatan yang
banyak Fashalli Maka dirikanlah
shalat li-rabbika karena Tuhanmu wanhar dan berkorbanlah. Inna Sesungguhnya syani’aka orang-orang yang membenci kamu huwa dia al-abtar terputus.
(QS. Al-Kautsar,1-3).
Betapa Allah Swt yang Maha Rahman telah memuliakan
Rasulullah Muhammad Saw dengan karunia Al-kautsar
yakni khairul katsira karunia
Allah, Al-Itsar pengorbanan katsratul ummah Umat mayoritas dan
rif’atul dzikri kedudukan yang tinggi dan sanjungan yang luhur di dunia ini kemudian telaga Al-Kautsar di akhirat kelak.
Allah karuniakan kepada nabi kita Muhammad Saw. Selaku umat beliau semua itu
merupakan busyra kabar gembira bahwa
jika kita tha’atan wa taqarruban taat
dan berusaha mendekat mengikuti akidah dan syariat-Nya maka semua karunia
itupun di sediakan bagi kita.
Kurban itu berasal dari kata Qaraaba-Iqtaraaba-dekat Qaruba yaqrubu-Qaribun-Qurbanan-mendekati. Taqarub-usaha mendekatkan diri pada Tuhan Qurubaatin-amalan yang akan mendekatkan diri kepada Allah. Hamba Allah yang memiliki kedekatan dengan Tuhannya pasti akan menyambutnya mengatakan Labbaika Allahumma Labbaika.Ya-Allah, aku memenuhi panggilan-Mu Dan orang-orang yang dekat dengan Allah akan memenuhi kewajiban penyembelihan hewan qurban.
Man shalla Siapa shalat shalatanaa seperti yang kulakukan wa nasaka dan beribadah haji sunukanaa
seperti yang kulakukan fahuwa
minnaa berarti ia termasuk golongan jamaahku wa man lam-yushalli dan siapa tidak shalat shalatanaa sebagaimana yang kulakukan wa lam-yudhahhi dan enggan
berkurban falaisa minna berarti ia bukanlah jamaahku in-kaana ghaniyyaa padahal ia orang
kaya.
Innallaha ta’aalaa yaquulu Allah SWT berfirman
Inna abdaan sesungguhnya seorang
hamba shahahtu lahu yang
telah Kusehatkan jismahu tubuhnya
wa wassa’tu alaihi dan kuluaskan
rezekinya fii ma’isyatihi telah
melampaui masa khamsatu a’waamin lima
tahun baginya laa-yafidu illayya tetapi
masih belum beribadah haji la-mahruumun
ia benar-benar mengerjakan hal yang diharamkan.
(HR. Ibnu Hibban-Abu Sa’ud ra).
Waktu lima tahun wajib tarakhy istilah dalam ibadah haji atau
wajib fauri/kewajiban yang tidak boleh ditunda.Kemudian masih juga belum
berhaji ke Baitullah berarti ia telah mengerjakan perkara yang
diharamkan. Mahruumun berarti orang yang dijauhkan dari rahmat
Allah.
Khiyaru ummatii Pilihan umatku yang terbaik dari umatku yudhah-huuna merekalah
yang mau berkurban wa syiraaru ummatii dan
sebaliknya umatku yang terburuk dari umatku laa-yudhah-huuna mereka yang enggan berkurban.
Alaa Ingatlah innal udl-hibata minal a’malil bahwa kurban termasuk amalan
mukhjiyati tukhjii penyelamat yang
menyela matkan shaahibahaa
pelaku pemiliknya min syarrid
dun’yaa dari kejelekan dunia wal
aakhirati dan bahaya di akherat.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ
جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ
الأنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ
(٣٤)
Wa likulli dan
bagi tiap-tiap ummatin umat ja’alnaa kami telah menjadikan mansakal cara peribadatan liyadzkuruu agar mereka mengingat al-asmallahi
nama Allah alaa maa atas apa razaqahum Dia rezekikan pada mereka min baihimatil dari binatang
al-an’am ternak.Failahukum maka Tuhanmu ilaahuw Tuhan waahidun satu
falahu maka kepada-Nya aslimuu berserah dirilah kamu wa basy-syiril dan beri kabar gembira mukhbitiin orang-orang yang tunduk (QS.Al-Hajj, 34)
Binatang kurban yang disebut udlhiyah atau nahar
ada lah simbolisasi tadlhiyah
yakni pengorbanan.Baik udlhiyah
maupun tadlhiyah posisinya
sama sebagai ibadah untuk men dekatkan diri kepada Allah Swt taqarruban wa qurbanan. Jika menyembelih
udlhiyah merupakan ibadah
material yang ritual maka tadlhiyah
di jalan Allah merupakan ibadah keberadaban yang mengedepankan
kepentingan-kepentingan yang lebih luas Tidak ada ruginya orang yang berudlhiyah
dan bertadlhiyah karena semuanya itu sesungguhnya termasuk dalam
kerangka multi qurban/pendekatan diri kepada Allah dalam semua lini kehidupan
manusia.
Spirit menumbuh kembangkan pengorbanan merupakan bagian
mendasar rasa kepedulian sosial sebagai masyarakat beragama yang beradab
Rasulullah Saw telah memberikan suri tauladan yang baik sebagai sosok pemimpin
yang datang dari kita min anfusikum
penuh perhatian pada kita azizun alaihi
ma’anittum, selalu konsen kepada kepentingan kita harishun alaikum dan secara proporsional memberi kasih
sayang kepada semua bil-mukmininaa
raufurrahim.
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا
وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا وَمَنْ
كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (٩٧)
Waman dan siapa
saja dakhalahu memasukinya kaana ada lah ia aaminaan merasa aman wa
lillahi dan karena Allah alannaasi atas
manusia hijjul berhaji baiti rumah Allah man siapa saja istathaa’a dia
mampu ilaihi kepadanya sabiilaa
perjalanan waman dan siapa kafara mengingkari faainnallaha maka sesungguhnya Allah ghaniyyun Maha Kaya anil’aalamiin dari semesta alam. (QS. Ali Imran, 97).
Marilah kita sadari betapa Allah telah memberi kita dengan
kurnia-Nya yang banyak. Sebagai makhluknya yang tahu berterima kasih, mendekat
kepada Allah taqarrub ilallah Janganlah
pernah meninggalkan shalat, perbanyaklah shalat sunat dan syukur nikmat.
Belajar berempatilah kepada sesama mengedepankan pengorbanan (tadlhiyah) spiritual, moral ataupun material. Syi’arkan Idul
qurban ini dengan menyaksikan membantunya atau menyembelih hewan kurban untuk memenuhi seruan Allah, dengan meneladani sunah Rasulullah memperingati
pengorbanan kekasih Allah Nabi Ibrahim dan Ismail As serta belajar berempati
terhadap saudara-saudara kita yang kurang mampu dan membutuhkannya. Ingat seseorang menjadi besar karena berjiwa besar, tidak ada jiwa besar
tanpa adanya pengorbanan. Idealnya, berkaitan dengan udlhiyah
mau pun tadlhiyah kehidupan
umat Islam hendaknya merefleksikan ciri-ciri kehidupan muslim yang kaffah
sebagai cerminan dari pengejawantahan nilai-nilai ajaran Islam sejati yaitu
Islam yang ramah, Islam yang rahman dan toleran sebagaimana yang diperintahkan Allah
dan rasul-Nya.