Minggu, 25 Maret 2012

Orang-Orang Beriman

Orang-Orang beriman
Keutamaan Memakmurkan Masjid

Mulazamah konsisten al-thariq diatas jalan bi-fi’li dengan melaksanakan al-wajibat kewajiban-kewajiban wa tarki dan meninggalkan al-manhiyyat larangan-larangan Allah.

Masjid (مَسْجِد) dengan kasrah pada huruf jim dalam bahasa Arab adalah isim makan (kata keterangan tempat) dari kata :
سَجَدَ-يَسْجُدُ-دًاوجُسُ artinya bersujud yang menyelisihi timbangan aslinya (مَسْجَد) dengan fathah pada huruf jim. Masjid berarti (مَسْجِد) tempat bersujud dan bentuk jamaknya adalah (مَسَاجِد).


إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Innamaa Hanya ya’muru yang memakmurkan masajidallahi masjid-masjid Allah man aamana ialah orang-orang yang ber iman billahi kepada Allah wal yaumil akhiri dan hari kemudi an wa aqaamash-shalaata serta tetap mendirikan shalat wa aataaz-zakaata menunaikan zakat wa lam-takhsya illallah dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Fa’asaa uula’ika Maka merekalah an-yakuunuu orang-orang yang di harapkan minal muhtadiin termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. At-Taubah, 18).

Adapun kata memakmurkan adalah salah satu arti dari sebuah kata dalam bahasa Arab (عَمَرَ-يَعْمُرُ-عِمَارَةً) yang juga memiliki makna  menghuni, mendiami, mengabdi, berbakti, membangun mendirikan, mengisi, memperbaiki, mencukupi, menghidupkan menghormati dan memelihara masjid Allah.

Wa idza Dan apabila kalian ra-aitumuur-rajula melihat seseorang ya’taa dul-masaajida begitu taat mengunjungi masjid-masjid fasyhaduu lahu maka saksikan oleh kalian bil-iimaan dialah orang beriman.
(HR. Baihaqi-Abu Said ra).


Man orang yang yuuladu dilahirkan muu’minaan beriman wa yahyaa dan hidup muu’minaan beriman wa yamuutu serta mati muu’minaan dalam keadaan beriman.


U’thiitu khamsaan Aku telah diberi lima perkara lam-yu’thahunna ahadun yang belum pernah sekalipun diberikan minal anbiyaa’i qabli kepada seorang nabipun sebelumku : nushirtu bir-ru’bi masiiratan syahrin aku diberi pertolongan rasa takut (pada hati musuh) dalam jarak perjalanan sebulan wa u’thiitu mafaatiihal ardli aku telah diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi wa ju’ilat liyal ardlu masjidaan bumi dijadikan untukku sebagai masjid wa thahuuraan dan alat untuk mensucikan wa ju’ilat ummatii khairal umami umatku dijadikan sebagai umat paling baik wa u’thiitusy-syafaa’ata aku telah diberi syafaat wa kaanan-nabiyyuu yub’atsu ilaa qaumihi khaash-shatan para nabi diutus untuk kaumnya secara khusus wa buitstu ilaannaasi aammatan sedangkan aku diutus untuk segenap manusia.
(HR. Bukhari-Muslem ra).